Bola Zaman_ Pada
dasarnya sebuah bangsa ialah terdiri atas manusia. Manusia ialah individu yang
secara hakiki bersifat sosial. Manusia tidak bisa hidup tanpa ada kerja sama
dengan manusia lain. Oleh sebab itu, manusia menjalin hubungan serta
berinteraksi dengan manusia lain pada lingkungan serta masyarakatnya.
1. Manusia sebagai
makhluk individu
Individu
berarti seseorang (tunggal), organisme yang hidupnya berdiri sendiri.
Individualisme ialah suatu pandangan atau paham yang menganggap bahwa diri
sendiri lebih utama daripada orang lain.
Tuhan
menciptakan manusia dengan kemampuan kodrati untuk tumbuh serta berkembang,
mulai sejak dalam kandungan ibunya, lahir, kemudian tumbuh berkembang sampai
dewasa. Manusia merupakan
homo
sapiens, suatu makhluk yang berakal budi.
Manusia
yang berpengalaman serta dikaruniai jasmani juga rohani merupakan kesatuan
serta perpaduan yang serasi yang disebut pribadi. Individualisme
menitikberatkan kepada kekhususan, martabat, hak, serta kebebasan individu.
Manusia
pada awalnya ialah individu yang bebas serta merdeka, tidak mempunyai ikatan
apa pun, termasuk tidak terikat dengan masyarakat maupun negara.
Manusia
dapat berkembang serta mencapai kesejahteraan hidupnya apabila manusia tersebut
dapat secara bebas (merdeka) bisa berkarya serta berbuat apapun demi memperbaiki
dirinya sendiri.
Pada
setiap individu mempunyai keunikan (spesifikasi) yang membedakannya dari
individu lain. Keunikan individu tersebut memuat kelebihan serta kekurangan
pada tiap pribadi.
Kekurangan
manusia yang satu dapat diisi kelebihan manusia yang lainnya. Kesemuanya itu
akan mendasari rasa menerima keberadaan serta kebutuhan guna menjalin kerja
sama dengan manusia lain.
2. Manusia sebagai
makhluk sosial
Dalam
menjalani kehidupan, manusia senantiasa membutuhkan dan bergantung pada manusia
lainnya. Seseorang tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendirian.
Karena
saling membutuhkan, manusia wajib melakukan sosialisasi dengan manusia lain.
Manusia yang satu akan bergabung dengan manusia lain dan membentuk kelompok
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup dan mencapai tujuannya.
Naluri
manusia guna selalu hidup beserta orang lain disebut gregariousness. Oleh
karena itu, manusia juga disebut sebagai social animal (hewan sosial) atau
hewan yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama (Soerjono Soekanto,
1986).
Naluri
tersebut tergambarkan dari hasrat manusia untuk selalu menjadi satu
(berkelompok) dengan manusia lain dalam suatu masyarakat.