Pekerja
sosial yang bertempat tinggal dan bekerja di tengah-tengah masyarakat pedesaan
harus menemukan cara untuk mengembangkan relasi kolegial dan untuk melindungi
waktu pribadinya.
Sebagai
suatu usaha untuk menyelenggarakan pelayananpelayanan sosial di wilayah-wilayah
terpencil, pusat-pusat pelayanan besar dari masyarakat-masyarakat metropolitan dapat
memperluas program-programnya melalui kantor satelit ke masyarakat-masyarakat
pedesaan, yang secara harfiah mencangkokkan (mentranplantasikan) model perkotaan
yang sesuai.
Bahkan
walaupun konteks pedesaan sangat berbeda dari setting perkotaan, penelitian menunjukkan
sedikit perbedaan dalam konfigurasi peranperan pekerjaan sosial di
wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan (York, Denton, & Moran 1989 dalam
DuBois & Miley, h. 85).
Josephine
Brown dan Eduard Lindeman, tokoh-tokoh pekerjaan sosial pedesaan sebelum Perang
Dunia II, beserta Leon Ginsberg, Louise Johnson, dan E. E. Martinez-Brawley,
tokoh-tokoh pendukung pekerjaan sosial pedesaan kontemporer, menggarisbawahi
pentingnya keterlibatan berbasis masyarakat – perencanaan pedesaan bagi
kebutuhan-kebutuhan pedesaan.