Kelompok
tolong menolong dicirikan oleh suatu pertukaran dan berbagi (sharing) di antara
teman-teman tentang masalah bersama dan saling menolong. Fokusnya ialah pada
pertolongan berbasis pengalaman daripada intervensi berbasis teori.
Baik
orang yang menolong maupun orang yang ditolong adalah sama-sama partisipan atau
peserta dalam proses.
Saling
menolong merupakan kegiatankegiatan seperti diskusi satu lawan satu, program pendidikan,
kegiatan-kegiatan sosial, diskusi kelompok dan berbagi hal-hal pribadi
(personal sharing), hot lines, dan kegiatan-kegiatan mengunjungi teman-teman
(Silverman 1987 dalam Organisasi yang memiliki tujuan umum Beberapa kelompok
tolong menolong juga mencoba mengalamatkan isu-isu kebijakan sosial (Powell
1987 dalam DuBois & Miley, h. 87).
Berpartisipasi
dalam kegiatankegiatan kelompok tersebut dapat mengurangi perasaan terisolasi
pada anggota-anggotanya. Anggota juga mempelajari cara-cara alternatif
menghadapi masalah, dan perubahan didorong melalui saling menolong.
Struktur
awal kelompok tolong menolong ini cenderung informal tetapi pada akhirnya dapat
berkembang menjadi organisasi formal.
Struktur
organisasinya berbeda dari satu kelompok ke kelompok lain. Ada kelompok seperti
klub atau asosiasi sementara yang lain seperti koalisi, federasi, atau bahkan organisasi
nasional.