Setelah
diperkenalkan material kain dari serat katun, sebagai pengganti serat alam
lainnya yang lebih kasar, teknik batik mulai diaplikasikan di atas kain katun.
Kain
batik, semula hanya dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan kerajaan, namun teknik
tersebut mulai dikenal masyarakat di luar keraton dari para pengrajin batik.
Lambat laun kegiatan membatik menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar
kerajaan.
Proses teknik batik
adalah sebagai berikut:
a)
Membuat
sketsa motif batik pada kain polos.
b)
Menyiapkan
alat dan bahan seperti malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut
fasilitas pendukung lainnya.
c)
Memanaskan
malam pada kompor batik sampai 60 °C.
d)
Dengan
menggunakan canting (untuk batik tulis) atau cap aluminium (untuk batik cap),
mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah
ditentukan.
e)
Menentukan
warna celup.
f ) Mencelup kain batik
sesuai dengan warna yang telah ditentukan.
g)
Melorod
(melepaskan malam) dengan cara merebus kain pada air mendidih, dibilas dan
diangin-angin.
h)
Untuk
proses pewarnaan lebih daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar
dangan cating atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah warna.
Perbedaan
utama teknik batik dan sasirangan dengan kain tenun ikat adalah pewarnaan kain
batik dilakukan setelah benang ditenun menjadi kain, sedangkan pada kain tenun
ikat pewarnaan dilakukan pada benang sebe-lum ditenun menjadi kain.