Bulan
bersinar pada malam hari merupakan contoh keteraturan di alam semesta. Semua
makhluk berada dalam kekuasaan Allah Swt.
Dia
berkuasa untuk menciptakan, mengatur, dan meniadakan segala sesuatu. Tidak ada
yang dapat menyamai kekuasaan-Nya. Seberapa pun besar kekuasaan manusia tidak
sebanding dengan kekuasaan Allah Swt.
Kekuasaan
yang dimiliki manusia dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu sedangkan kekuasaan-Nya
tidak terbatas oleh apa pun. Kekuasaan manusia tidak sebanding dengan kekuasaan
Allah Swt. Kekuasaan manusia merupakan anugerah Allah Swt.
Sehingga
manusia tidak akan memiliki kekuasaan jika Allah tidak menghendaki-Nya. Selain itu,
kekuasaan manusia terbatas. Seseorang yang menguasai daerah tertentu akan
kehilangan kekuasaannya jika dia meninggal dunia.
Kekuasaan
manusia juga dibatasi oleh wilayah tertentu. Hanya Allah Swt. yang memiliki kekuasaan
mutlak. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini. Sungguh Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu. (Q.S. al-Baqarah [2]: 20)
Peneladanan
terhadap asma - ’ul h.usna - al-Muqtadir dapat dilakukan dengan menjaga
hubungan baik dengan sesama.
Hal
ini karena tidak ada manusia yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendirian. Manusia
senantiasa membutuhkan bantuan makhluk lain. Dalam seluruh aktivitasnya manusia
tidak dapat terlepas dari bantuan pihak lain.
Oleh
karena itu, manusia harus menjaga hubungan baik dengan pihak lain. Cara lain
yang dapat dilakukan untuk meneladani asma-’ul h.usna - al-Muqtadir adalah
senantiasa memohon pertolongan dan perlindungan Allah Swt.
Hal
ini karena tidak ada sesuatu yang terjadi di alam semesta selain atas
kehendak-Nya. Manusia diperintahkan untuk berusaha guna menggapai keinginan,
tetapi berhasil atau tidaknya usaha tersebut tergantung pada kehendak-Nya.
Di sinilah pentingnya penerapan perilaku tawakal. Untuk mewujudkan keinginannya manusia dibantu oleh pihak lain.