Salah
satu bagian doa iftitah salat yang diajarkan Rasulullah saw. yang artinya, ”. .
. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).”
merupakan
pengakuan terhadap kekuasaan Allah Swt. Tidak ada Tuhan selain Allah Swt. dan
hanya Dia yang patut disembah karena tidak ada satu pun makhluk yang dapat menandingi
kekuasaan-Nya.
Tidak
ada sesuatu pun yang setara dengan Dia. Allah Swt. tidak menyukai orang-orang
yang menyekutukan-Nya sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya,
”Dari
Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Allah yang Mahamulia dan
Mahabesar berfirman: ’Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu,
Barang
siapa yang beramal sesuatu amal ia menyekutukan kepada selain-Ku, maka Aku
terlepas dari padanya, amal itu untuk sesuatu yang ia sekutukan’.” (H.R. Ibnu
Ma-jah)
Minimal
lima kali dalam sehari semalam kita mengulangi ikrar dan pengakuan ini. Ikrar
yang diucapkan pada saat hendak menunaikan salat menandakan bahwa kita ikhlas
menunaikannya karena Allah Swt.
semata.