Jenis Pesan, Saran dan Motivasi Buat Orang Tua dan Generasi Penerus Bangsa

Asslamualaikum Wr.WR, buat orang tua dan generasi bangsa, marilah kita berlomba diri untuk memperbaiki diri demi masa depan yang cemerlang, semoga cuplikan artikel saya bisa anda untuk lebih baik lagi membimbing diri dan keluarga.amin.

Berikut cuplikannya:

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Keadaan masa depan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh keadaan generasi mudanya pada saat ini. Mereka adalah agen perubah (agen of change) yang akan menjadi salah satu penentu terpenting masa depan bangsa kita. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan mereka pun ikut terpengaruhi.

Salah satu hal yang  menarik adalah adanya perbedaan perkembangan pada anak zaman dulu dengan anak zaman sekarang. Anak generasi terdahulu selalu bermain bersama dengan memainkan permainan-permainan tradisional yang dapat melatih terbentuknya kekompakan, kepedulian, kebersamaan dan juga kekeluargaan. Sementara itu, zaman modern ini anak- anak tidak lagi mengenal permainan-permainan tradisional. Mereka cenderung memilih bermain dengan gadget canggih yang dimilikinya. Kebiasaan seperti ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena dapat merusak perkembangan pola pikir dan perilaku.

Salah satu alasan adanya perbedaan antara anak zaman dulu dan sekarang adalah anak pada zaman dulu tidak difasilitasi oleh kecanggihan teknologi seperti sekarang ini dan tidak terekspos oleh media. Media adalah satu dari sekian banyak hal yang berpengaruh pada perubahan perkembangan zaman saat ini.  Media memberikan banyak informasi tentang produk-produk yang mampu menarik perhatian anak. Media juga memberikan gambaran bagaimana anak-anak, terutama remaja berpenampilan secara ideal. Sehingga sudah menjadi hal yang sangat wajar jika anak-anak zaman sekarang ingin berpenampilan sesuai dengan yang media gambarkan. Coba saja perhatikan penampilan anak zaman sekarang yang berpenampilan tidak jauh berbeda, mulai dari model pakaian, sepatu, rambut, bahkan make up.

Fasilitas-fasilitas yang ada di era globalisasi ini sebagian besar merupakan media yang sering disalahgunakan oleh para penggunanya. Contoh, internet sekarang ini sering dijadikan arena untuk mencari situs-situs porno, handphone digunakan untuk menyimpan data-data yang tidak mendidik moral seseorang, dan lain-lain. Hal yang sangat mengkhawatirkan adalah para penikmat ’aksesoris- aksesoris’ era modernisasi ini kebanyakan melakukan hal-hal yang sebagaimana diungkapkan di atas. Yang membuat hati semua masyarakat Indonesia miris lagi, objeknya adalah para remaja, sang penerus bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Para anak-anak, terutama remaja bukannya ’disibukkan’ untuk menuntut ilmu dalam meneruskan pembangunan bangsa ke depan, melainkan disibukkan dengan menikmati ’hiburan-hiburan’ yang tersaji pada era globalisasi sekarang ini, seperti handphone, televisi, dan lain-lain. Bahkan, ’hiburan-hiburan’ yang bersifat negatif pun mereka terima dan nikmati. Mereka tidak sadar bahwa hal itu akan memorak-porandakan negara ini.

Bagi para produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar bisnis yang sangat potensial karena pola konsumsi seseorang itu terbentuk pada saat usia remaja. Di samping itu, remaja juga sangat mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan sesuatu yang dimilikinya, misalnya uang atau harta benda. Selain itu, kuatnya pengaruh tontonan televisi terhadap perilaku seseorang telah dibuktikan lewat penelitian ilmiah. Seperti diungkapkan oleh American Psychological Association (APA) pada tahun 1995 bahwa tayangan yang bermutu akan memengaruhi seseorang untuk berperilaku baik. Sedangkan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Bahkan, penelitian itu menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku buruk yang dilakukan orang adalah hasil dari pelajaran yang mereka terima dari media semenjak usia anak-anak.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan, maka generasi mendatang berpotensi untuk menjadi generasi yang tidak tahan dengan kesulitan Kemajuan teknologi mempercepat segalanya dan tanpa disadari anak pun dikondisikan untuk tidak tahan dengan kelambanan dan keajegan. Alhasil anak makin hari makin lemah dalam hal kesabaran serta konsentrasi dan cepat menuntut orang untuk memberi yang diinginkannya dengan segera.

Hal ini perlu mendapat perhatian orangtua. Sekali lagi, respons yang tepat bukanlah melarang anak untuk memanfaatkan teknologi melainkan mendorongnya untuk berkonsentrasi mendengarkan sesuatu yang bersifat monologis. Juga, ajaklah anak untuk mengembangkan toleransi yang besar terhadap perbedaan-bahwa tidak semua orang dan hal harus berjalan secepat yang diinginkannya.
Demikian artikel saya buat, semoga anda selalu sehat dan masa depan anda beserta keluarga selalu cemerlang dan lancar.amin

Selamat bertemu di artikel saya selanjutnya, terimakasih.

Wassalamuallaikum Wr.Wb......