Bolazaman - Mendengar kata pernikahan mungkin sekilas kita akan membayangkan tentang
sepasang kekasih yang akan berbahagia menjalani kehidupan baru mereka dalam
berumah tangga.
Nyatanya,
pernikahan tak semudah itu meskipun biaya nikah di Kantor Urusan Agama (KUA)
tidak sampai jutaan. Perkara terbesarnya adalah menemukan jodoh. Modal dan
restu itu udah ada, tapi jodoh nggak ada kan repot.
Selain
jodoh, ada lagi perkara besar, terutama dalam adat Jawa yang selalu
mempertimbangkan segala sesuatunya atau sering dikenal dengan ajaran kejawen,
termasuk aturan dalam pernikahan yang mengatakan bahwa anak pertama dilarang
keras menikah dengan anak ketiga.
Mitos
ini ternyata memang sudah lama dipercaya oleh masyarakat adat Jawa. Konon, yang
melanggar aturan tersebut akan tertimpa oleh hal-hal yang buruk. Berikut ini
alasan tentang mitos tersebut.
Pembahasan
yang pertama ini mungkin masih bisa diterima secara logika. Pasalnya, secara
psikologis anak pertama dan ketiga sudah memiliki sifat yang bertolak belakang
sehingga mereka tidak dianjurkan untuk berada dalam ikatan pernikahan.
Anak
pertama konon cendurung lebih dewasa, menjadi patokan bagi adik-adiknya, hingga
memiliki jiwa pemimpin. Sementara itu, anak ketiga memiliki sifat yang
sebaliknya.
Mereka
cenderung lebih manja, sulit untuk diatur atau bahkan suka semaunya sendiri
karena merasa semua keinginannya harus bisa tercapai. Oleh karena itu, bila
mereka berumah tangga, maka perselisihan akan terus terjadi bila keduanya tidak
bisa saling menghargai perbedaan karakter tersebut.
Mitos
selanjutnya, pernikahan tersebut diprediksi akan sangat kesulitan dalam masalah
ekonomi. Apa pun usaha yang mereka lakukan dalam mencari rezeki biasanya lebih
sering gagal dibandingkan berhasilnya sehingga perekonomian keluarga menjadi
sangat sulit.
Padahal,
setiap rezeki itu sudah ada yang mengatur, kalaupun gagal mungkin usahanya
kurang maksimal.
Mitos
yang terakhir mungkin terdengar sangat mengerikan. Pasalnya, bila pernikahan
tersebut tetap dijalankan, maka akan ada sanak saudara terdekat yang tertimpa
musibah berat. Salah satunya adalah kematian yang sebenarnya akan dialami oleh
setiap orang.
Hal
ini adalah mitos terberat bagi para calon pengantin adat Jawa. Bahkan, bisa
saja mereka akan membatalkan pernikahannya karena percaya dengan mitos ini dan
nggak mau kehilangan orang-orang yang mereka sayangi.
Itulah
mitos yang masih dipercaya oleh suku Jawa tentang larangan kenapa anak pertama
tidak boleh menikah dengan anak ketiga. Silakan kalian memberi tanggapan
tersendiri untuk percaya atau tidaknya.
Namun,
jangan sampai menghina suatu adat atau pun kepercayaan lain. Selain itu, tak
perlu khawatir untuk masalah pernikahan atau pun jodoh. Percayalah dan
berdoalah dengan memohon yang terbaik kepada Sang Pencipta