Hukum
Ziarah Kubur Menurut Ibn Hajar
Di
dalam kitab "Al-Fatawi Al-Kubra Al-Fiqhiyyah (الفتاوي الكبري الفقهية)
karya Imam Ibnu Hajar Al-Haitami jilid 2 halaman 24 cetakan Dar el-Fikr
diterangkan bahwa:
و
سئل رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء فى زمان معين مع الرحلة اليها هل يجوز مع
أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كثيرة كاختلاط النساء بالرجال و اسراج السرج الكثيرة
و غير ذلك
فأجاب
بقوله
زيارة
قبور الأولياء قربة مستحبة و كذا الرحلة اليها
Artinya:
" Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, semoga Allah meridhoinya, ditanya tentang
hukumnya ziarah ke makam para wali pada zaman (waktu) yang telah ditentukan
serta mengadakan perjalanan untuk tujuan berziarah ke sana, apakah hukumnya
boleh? Padahal di sisi makam tersebut berkumpul banyaknya mafsadat (kerusakan),
seperti bercampurnya kaum wanita dan kaum laki-laki, menyalanya banyak lampu,
dan sebagainya.
Kemudian
beliau (Imam Ibnu hajar Al-Haitami) menjawab dengan ucapannya: Ziarah ke makam
para wali itu merupakan sebuah bentuk pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan hukumnya disunnahkan. Begitupula, mengadakan perjalanan untuk tujuan
berziarah ke makam-makam mereka ".
عَنْ
أبي مُحَمَّدٍ الْحَسنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أبي طَالِبٍ ، رَضيَ اللَّهُ عَنْهما ، قَالَ
حفِظْتُ مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى
مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ »
رواه
التِرْمذي
Dari
Abu Muhammad, yaitu Sayyidina Alhasan bin Ali bin Abu Thalib رضيَ اللَّه عنهما
berkata : "Saya menghafal sabda dari Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم
yang maksudnya : "Tinggalkan apa-apa yang meragukan hatimu dan
berpindahlah kepada apa-apa yang tidak meragukan hatimu yakni yang hatimu
tenang jikalau melakukannya. Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah
ketenangan dan berdusta itu menyebabkan timbulnya keragu raguan."
(HR.
IMAM TIRMIDZI)
Bersyukurlah
saat seseorang masih mau menasehatimu, itu bagian dari bukti bahwa masih ada
perhatian dan sayang terhadapmu.
Bersyukurlah
bila masih ada yang mau menegur kita saat kita khilaf atau salah, karena
setidaknya itu menjadi bukti kepeduliannya terhadap kita. Ciri-ciri seseorang
yang telah dicabut dari rahmat Allah adalah hilangnya rasa peduli dan perhatian
makhluk-makhluk Allah terhadapnya.
SEN
11:00
Alam
kubur yang akan kita hadapi setelah ini adalah sebuah gambaran senang atau
susahnya hidup kita di akhirat kelak. Kematian adalah gerbang menuju alam
akhirat.
Dari
Haani’ Maula Ustman radhiallahu ‘anhu berkata,
كان
عثمان إذا وقف على قبر ؛ بكى حتى يبل لحيته ! فقيل له : تذكر الجنة والنار فلا تبكي
، وتبكي من هذا ؟! فقال إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ” إن القبر أول منزل
من منازل الآخرة ، فإن نجا منه ، فما بعده أيسر منه ، وإن لم ينج منه ؛ فما بعده أشد
منه
“Utsman
jika berada di suatu kuburan, ia menangis sampai membasahi jenggotnya.
Dikatakan kepadanya, “disebutkan surga dan neraka engkau tidak menangis, tetapi
engkau menangis karena ini?”. Beliau berkata, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “sesungguhnya kubur adalah tempat
persinggahan pertama dari beberapa persingggahan di akhirat, jika ia selamat
maka ia dimudahkan, jika tidak selamat maka tidaklah datang setelahnya kecuali
lebih berat.” HR. At-Tirmidzi no. 2308.
.
Maka
bersiap-siaplah, karena ajal kematian kapan pun bisa hadir menjemput kita,
Perbanyaklah amal ibadah jangan hidup di alam fana ini melalaikanmu dari
dzikrullah.